Rabu, 02 November 2011

Satelit 6.5 Ton Akan Hantam Bumi

Para pakar sampah luar angkasa  NASA  sudah mengoreksi perhitungan mereka terhadap antisipasi jatuhnya sebuah satelit raksasa. Kini badan luar angkasa AS tersebut memperkirakan satelit pemantau cuaca berbobot 6,5 ton itu akan jatuh menghantam Bumi Jumat depan , 23 September 2011 sehari lebih cepat dibanding yang telah diperkiraan sebelumnya.




Satelit ruang angkasa upper Atmospheric research Satellite (UARS) sebesar bus itu diluncurkan pada tahun 1991 dan sudah dimatikan pada tahun 2005 setelah menuntaskan misinya.


“Satelit tersebut diperkirakan akan kembali masuk ke Bumi pada 23 September, kurang lebih satu hari,” kata Beth Dickey, juru bicara NASA, seperti dikutip dari Scientific american 17 September 2011. “UARS masuk lebih cepat karena Matahari mengalami peningkatan aktivitas secara signifikan mulai pekan ini."


Seperti diketahui, radiasi Matahari dapat menghasilkan efek dorongan ekstra terhadap satelit di ruang angkasa karena mereka bisa memperpanas atmosfir Bumi dan menyebabkannya jadi memuai. Lalu, di mana UARS akan jatuh?


NASA belum memiliki gambaran di mana satelit raksasa tersebut akan jatuh. Diperkirakan, setidaknya akan ada 26 potongan satelit itu yang mampu bertahan dari panasnya temperatur akibat gesekan dengan atmosfir Bumi.


Kepingan kepingan titanium dan tanki bahan bakar kemungkinan akan menjadi salah satunya. Untungnya tidak ada bahan bakar beracun yang akan jatuh karena seluruh bahan bakar milik satelit itu sudah habis digunakan pada tahun 2005 lalu.  


Menurut kalkulasi NASA, pecahan-pecahan itu akan jatuh tersebar di kawasan seluas 804 kilometer persegi. Ada peluang sebesar 1:3.200 bahwa kepingan dapat menghantam manusia yang sedang berada di daratan. Namun demikian, jika mengingat sebagian besar kawasan Bumi merupakan lautan, tampaknya satelit itu akan langsung jatuh ke lautan.


vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar