Bentrokan antara pasukan keamanan dengan massa anti Presiden Bashar al-Assad terjadi usai salat Jumat di Suriah, 16 September 2011. Peristiwa ini dilaporkan menewaskan 44 penduduk sipil.
Menurut laporan kelompok oposisi Komisi Umum Revolusi Suriah, dilansir dari stasiun berita Aljazeera, Sabtu 17 September 2011, bentrokan terjadi di provinsi Idlib, kota Homs, dan wilayah pinggiran Damaskus, doumma.
Seorang aktivis pro demokrasi Suriah mengatakan di kota Hama, para agen keamanan mengepung masjid Saad bin Abi Waqas untuk mencegah demonstrasi usai solat Jumat. Syrian Observatory for Human Rights, sebuah kelompok HAM yang berbasis di Inggris, mengatakan beberapa tank dan kendaraan pembawa tentara tengah menuju kota Maaret al-Numan di provinsi Idlib.
Dilaporkan, komunikasi di kota Zabadani, sekitar 50 km dari Damaskus, terputus. Penyerangan ini dilakukan sehari setelah Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan aksi global untuk menghentikan kekerasan tentara Assad terhadap para aktivis pro-demokrasi.
"Jika Assad tidak memegang janjinya, sudah cukup, waktunya bagi komunitas internasional mengambil langkah-langkah yang nyata dan menyatukan suara," kata Ki-moon Kamis lalu.
Nada serupa juga disampaikan oleh Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan saat mengunjungi Libya pada tur Arabnya. Dia mengatakan era kekuasaan diktator telah berakhir, Assad harus turun.
"Mereka yang menekan rakyat Suriah, harus mengerti bahwa masa mereka telah habis, karena era rezim diktator telah berakhir," kata Erdogan.
Sejak revolusi pecah tujuh bulan lalu, PBB melaporkan sudah 2.600 orang yang tewas akibat pertempuran kedua kubu. Menurut komite koordinasi lokal, korbant tewas terbanyak terdapat di kota Homs dengan sekitar 761 orang, kedua adalah kota Deraa dengan 594 orang dan ketiga kota hama dengan 350 orang.
http://dunia.vivanews.com/news/read/247877-usai-jumatan--tentara-suriah-bunuh-44-orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar